Temnodontosaurus

Megalodon

Mobil James Bond bakal Disulap Jadi Mobil Selam Sungguhan

XL Bidik 40 Persen Pelanggan Gunakan E-Channel

Idm 6.17 Full Version Download With Patch 100% working.

Showing posts with label Nature. Show all posts
Showing posts with label Nature. Show all posts

Tuesday, January 7, 2014

Top 15 Unusual Deep Sea Creatures

Edwardchristhoper,blogspot.com - The deep seas are often considered to be the last great, unexplored regions on Earth. Every year hundreds of hitherto unknown creatures are discovered ranging from tiny crustaceans to monster fish, and hundreds, even thousands, remain hidden awaiting our cameras. Here are 15 of the most unusual deep water denizens.
15. Ocean Sunfish
Ocean Sunfish
The ocean sunfish (Mola mola) is the heaviest bony fish in the world, with an average weight of 1000 kilograms. The species is native to tropical and temperate waters around the globe.
14. Megamouth Shark
Mega Mouth Shark
This shark is an extremely rare and unusual species of deep water shark. Discovered in 1976, only a few have ever been seen, with 39 specimens known to have been caught or sighted as of 2007 and three recordings on film. Like the basking shark and whale shark, it is a filter feeder, and swims with its enormous mouth wide open, filtering water for plankton and jellyfish.
13. Chimaera
Chimera
This strange cartilaginous fish uses its long snout to scan over the sea floor for the electrical impulses of its prey that bury in the muddy sea floor, just like a metal detector.
12. Fangtooth
Fangtooth
This fish, also called an ogrefish, while understandably named for their disproportionately large, fang-like teeth and unapproachable visage, are actually quite small and harmless to humans: the larger of the two species, the common fangtooth, reaches a maximum length of just 16 centimetres (6 inches); the shortthorn fangooth is about half this size.
11. Pelican Eel
Pelican Eel
The pelican eel’s most notable feature is its enormous mouth, much larger than its body. The mouth is loosely-hinged, and can be opened wide enough to swallow a fish much larger than itself. The pouch-like lower jaw resembles that of a pelican, hence its name.
10. Blue-Ringed Octopus
Blue-Ringed Octopus
The blue-ringed octopus is the size of a golf ball, but its venom is powerful enough to kill humans. There is no known antidote.
9. Viperfish
Viperfish
With a fearsome grin fit for a movie monster, the viperfish is a real-life predator that lurks in one of the world’s most remote locations.
8. Grenadiers
Grenadier
This large species has a rounded head and a mouth which faces forward to catch squid and fish that swim up off the sea floor. As in most other rattails, the males of this species have a special drum machine on their swim bladder that is used to attract females.
7. Vampire Squid
The Vampire Squid is covered entirely in light-producing organs called photophores. The animal has great control over the organs, capable of producing disorienting flashes of light for fractions of a second to several minutes in duration.
6. Glass Squid
Glass Squid-1
With its polka-dot mantle and wide-eyed expression, this glass creature represents a lighter side of the inky ocean deep.

5. Giant Squid
Giant Squid
The elusive giant squid, known to science as Architeuthis dux, is one of the world’s largest animals, reaching a length of up to 60 feet. It is the largest known invertebrate in the world.
4. Giant Isopod
Isopod
These creatures are thought to be abundant in cold, deep waters of the Atlantic and Pacific Ocean.
3. Football Fish
Football Fish
The species holds pride of place as the first deep-sea angler ever found. The original specimen washed ashore in Greenland in 1833; at 22 inches long, it is still the largest one on record. Since no females of this species have ever been found bearing parasitic males, biologists assume they are fertilized by free-swimming mates.
2. Pacific Blackdragon
Blackdragon
Female blackdragons are about two feet (61 cm) long and have fanglike teeth and a long chin whisker. The males are small, about three inches (8 cm) in length, and brownish in color. They have no teeth, no chin barbel and no stomach. Unable to eat, the male lives only long enough to mate.
1. Amphipod
Amphripod

The unusual animal, called Phronima, an Amphipod, is one of the many strange species recently found on an expedition to a deep-sea mountain range in the North Atlantic.

Source : http://listverse.com

Monday, December 30, 2013

Wow! Gua di Aceh Ungkap 11 Tsunami Sebelum 2004

Thumbnail
24allnews.com
Jumat, 27 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com - Aceh: Sebuah gua yang ditemukan dekat lokasi tsunami di Lhong, Aceh memiliki jejak-jejak ombak raksasa mirip tsunami. Jejak ini berasal dari peradaban sampai 7.500 tahun yang lalu.

Jejak tersebut merupakan sebuah catatan alam langka yang meramalkan bencana serupa dapat terjadi kembali berabad-abad kemudian. Mungkin terjadi dalam beberapa dasawarsa setelahnya.

Penemuan ini memberikan garis waktu terpanjang dan paling rinci untuk tsunami-tsunami yang telah terjadi di provinsi Aceh. Salah satunya adalah ombak-ombak setinggi 30 meter yang dipicu gempa berkekuatan 9,1 Skala Richter pada 26 Desember 2004, yang menewaskan 230.000 orang di beberapa negara, lebih dari setengahnya di Indonesia.

Gua batu kapur tersebut, hanya beberapa meter dari pantai dekat Banda Aceh. Gua tersebut terdapat sekitar satu meter di atas air pasang dan terlindung dari badai dan angin. Hanya ombak-ombak besar yang membanjiri daerah pesisir yang dapat memasuki gua tersebut.

Para peneliti, pada 2011, menggali endapan pasir yang tersapu ke gua itu selama ribuan tahun dan tertumpuk rapi di antara kotoran kelelawar, seperti lapisan geologis.

Analisis radiokarbon dari materi-materi tersebut, termasuk kulit kerang dan sisa-sisa organisme mikroskopis, memberikan bukti mengenai 11 tsunami sebelum 2004.

"Bencana-bencana itu tidak terjadi secara merata," ujar pemimpin penelitian Charles Rubin dari Observatorium Bumi Singapura. Tsunami terakhir sebelum 2004 terjadi 2.800 tahun lalu. Namun, ada empat lainnya yang terjadi 500 tahun sebelumnya.

Ada kemungkinan terjadi tsunami-tsunami lainnya. Para peneliti mengetahui ada dua gempa bumi dahsyat di wilayah tersebut sekitar 1393 dan 1450. Tsunami besar mungkin telah menyapu bukti-bukti peristiwa lainnya lewat erosi.

Para ilmuwan masih bekerja untuk menentukan ukuran ombak yang memasuki gua.

"Pesan dari penemuan ini adalah bahwa mungkin peristiwa pada 2004 tidak berarti tidak akan terjadi lagi dalam 500 tahun mendatang,” ujar Rubin.

"Kami melihat tsunami-tsunami itu berentetan lebih dekat seiring waktu. Saya tidak akan mengeluarkan peringatan bahwa kita akan mengalami gempa bumi lagi, namun hal ini menunjukkan bahwa waktunya sangat bervariasi.” lanjutnya. (AP/VOA)

Editor: Rita Ayuningtyas                                    

Sumber : http://www.metrotvnews.com                                                     

Neanderthal Warisi Gen Diabetes

Thumbnail
dok theguardian.com/BD
Kamis, 26 Desember 2013 WIB                                                                     

Edwardchristhoper.blogspot.com - London: Varian gen yang meningkatkan risiko diabetes di Amerika Latin diperkirakan diwarisi dari Neanderthal. Manusia modern berbaur dengan populasi Neanderthal tidak lama setelah meninggalkan Afrika sekitar 60 ribu-70 ribu tahun lalu.

Itu berarti gen Klik Neanderthal tersebut ditemukan di seluruh genom warga non-Afrika yang hidup saat ini. Rincian studi itu diterbitkan di jurnal Nature.

Varian gen tersebut dideteksi dalam studi tentang genom (GWAS) dari lebih 8.000 orang Meksiko dan warga Amerika Latin lain. Mereka yang dianggap memiliki gen dengan risiko lebih besar ini sekitar 25% akan terkena diabetes.

Mereka yang memiliki gen sejenis dari orang tua berkecenderungan untuk terkena diabetes sebesar 50% lebih besar. Gen yang memiliki risiko tinggi disebut SLC16A11 dan ditemukan di lebih setengah dari masyarakat keturunan warga asli Amerika, termasuk Amerika Latin.

Varian gen itu ditemukan di sekitar 20% warga Asia. Namun, ini sangat jarang ditemukan pada warga Eropa dan Afrika. (BBC)

Editor: Wisnu AS                                                                                            
Sumber : http://www.metrotvnews.com                                                                             

Tuesday, December 24, 2013

Neanderthal Bisa Bicara seperti Manusia

Thumbnail
zmescience.com
Selasa, 24 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com - London: Penelitian fosil tulang kerongkongan manusia Neanderthal menunjukkan spesies ini mampu berbicara seperti manusia modern. Temuan ini sudah diduga sejak 1989 ketika ditemukan tulang kerongkongan manusia Neanderthal yang mirip manusia modern.

Namun sekarang, melalui bantuan komputer, cara kerja tulang kerongkongan fosil Neanderthal itu disimpulkan memiliki kemiripan dengan manusia modern. Tim peneliti melihat fosil tulang kerongkongan Neanderthal dengan menggunakan pencitraan tiga dimensi serta model mekanik.

Dalam jurnal Plos One, para ilmuwan mengatakan hasil penelitian itu sangat meyakinkan untuk memahami kompleksitas tentang kemampuan berbicara spesies Neanderthal. Tulang kerongkongan memiliki fungsi penting untuk menentukan kemampuan berbicara manusia modern.

Peneliti Stephen Wroe dari University of New England, Armidale, NSW, Australia, mengatakan, "Kami berpendapat bahwa temuan ini merupakan langkah yang sangat maju dan penting, karena menunjukkan bahwa cara berbicara mereka mirip manusia modern. Banyak orang berpendapat bahwa kemampuan kita berbicara dan berbahasa menjadi salah satu karakteristik paling mendasar dari manusia modern. Tapi apabila Neanderthal memiliki kemampuan seperti itu, mereka benar-benar manusia."

Dia juga mengatakan kepada BBC News bahwa penelitian itu tidak hanya mengubah pemahaman tentang Neanderthal, tetapi juga manusia modern. "Banyak orang berpendapat bahwa kemampuan kita berbicara dan berbahasa merupakan salah satu karakteristik paling mendasar dari manusia modern. Tapi apabila Neanderthal memiliki kemampuan seperti itu, mereka benar-benar manusia."

Pandangan umum yang diyakini selama ini menyebutkan bahwa manusia modern merupakan satu-satunya spesies yang mampu berbicara dengan bahasa yang kompleks. Namun pandangan ini berubah sejak ditemukannya fosil tulang kerongkongan manusia Neanderthal pada 1989 di gua Kebara, Israel, yang sangat mirip dengan manusia modern.

Editor: Wisnu AS                                                                                            

Sumber : http://www.metrotvnews.com

Kirim SMS Bisa dengan Vodka

Thumbnail
Ilustrasi
Jumat, 20 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com : Para ilmuwan di York University, Inggris, mengaku bisa mengirim pesan pendek SMS bertuliskan 'O Canada' menggunakan vodka yang menguap. Mereka mengklaim sisten itu nantinya dapat mengisi kekosongan bila teknologi nirlaba gagal.

"Sinyal-sinyal zat kimia dapat menawarkan cara yang lebih efisien dalam mengirimkan data di dalam terowongan, saluran pipa atau struktur bawah tanah yang dalam. Sebagai contoh, sumbatan besar dalam sistem pembuangan London baru-baru ini dapat dideteksi secara dini, dan tanpa susah payah mengirim pekerja ke dalam karena kita dapat mengirim robot-robot yang dilengkapi sistem komunikasi molekuler," ujar Professor Andrew Eckford.

Sinyal-sinyal kimia tersebut menggunakan alkohol dalam vodka. Pesan dikirim dari jarak empat meter dengan bantuan kipas angin di atas meja. Sinyal kemudian diekstraksi dengan penerima yang mengukur tingkat perubahan konsentrasi molekul-molekul alkohol, mendeteksi apakah konsentrasinya naik atau turun.

"Kami yakin kami telah mengirim pesan teks pertama yang ditransmisikan seluruhnya dengan komunikasi molekuler, mengontrol tingkat-tingkat konsentrasi molekul-molekul alkohol untuk membuat sandi huruf, dengan semprotan sekali untuk merepresentasikan bit dan tidak ada semprotan berarti nol bit," ujar kandidat doktoral York University Nariman Farsad, yang memimpin percobaan tersebut.

Meski penggunaan sinyal-sinyal kimia merupakan metode baru dalam teknologi komunikasi manusia, metode 'bio-compatible' sangat umum dalam dunia hewan. Lebah, misalnya, menggunakan senyawa kimia dalam hormon feromon ketika ada ancaman terhadap sarangnya, juga binatang lain dalam menandai wilayahnya.

Artikel para ilmuwan mengenai eksperimen itu muncul di jurnal PLOS ONE. (Voa)

Editor: Laela Badriyah                                                                                            

Sumber : http://www.metrotvnews.com

Optimalisasi Teknologi Penepungan Ubi Kayu Kaya Nutrisi

Thumbnail
MIANTARA/Ampelsa
Jumat, 20 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com - Lampung: Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan optimasi teknologi budidaya dan penepungan ubi kayu yang kaya nutrisi.


"Ini (pembuatan tepung ubi kayu) memang bukan hal baru, tapi kami mencoba memberi nilai tambah dengan membuat kadar nutrisi menjadi stabil untuk pangan fungsional," kata peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi (Puslit--Biotek) LIPI, Sri Hartati di Lampung Selatan, Kamis (19/12).

Menurut dia, teknologi penepungan ubi kayu berbasis stabilitas kadar nutrisi yang dikembangkan tersebut menghasilkan tepung modified cassava flour (mocaf) dan nonmocaf dengan kandungan beta--karoten dan protein tinggi.


"Pada dasarnya yang dilakukan adalah perbaikan mutu tanaman yang unggul akan nutrisi, dan produksi juga harus tinggi," ujar dia.

Untuk optimasi teknologi budidaya, ia mengatakan strategi yang digunakan yakni melakukan seleksi koleksi bibit ubi kayu dari seluruh Indonesia, dan melalui induksi variasi somaklonal yang harapannya menghasilkan bibit unggul dan produksi tinggi.


Strategi lain yakni dengan induksi mutasi radiasi dan rekayasa genetika untuk mendapatkan bibit unggul yang kadar komposisi pati, beta--karoten, dan proteinnya tinggi.

Begitu pula setelah mengalami proses pascapanen menjadi tepung diharapkan nutrisi tersebut tetap ada.


Sementara itu, dalam penelitian ubi kayu ini sifat tepung ingin ditingkatkan, dan saat ini sudah semakin baik. "Pemanfaatannya sudah semakin meluas, mulai untuk membuat roti, mie kering, bolu".

Ia mengharapkan tepung mocaf dan nonmocaf yang bebas gluten ini dapat sejajar pemanfaatannya dengan tepung gandum, hingga lambat laun menghilangkan eimpor gandum.


Menurut Sri, hasil penelitiannya tersebut sudah mulai diaplikasikan di beberapa UKM dan produsen di Pulau Jawa, termasuk di Yogyakarta yang sudah memproduksi tepung dan mie kering dari mocaf. (Ant)

Editor: Budi Ernanto                                                                                            

Sumber : http://www.metrotvnews.com

Ilmuwan AS Ubah Alga jadi Minyak dalam Sekejap

pnnl.gov/fz
Kamis, 19 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com : Perlu jutaan tahun untuk mengubah alga atau ganggang menjadi minyak, namun para ilmuwan departemen energi pada Laboratorium Nasional Pacific Northwest (PNNL) telah mengembangkan sebuah proses untuk melakukan hal itu dalam beberapa menit.

Dalam proses PNNL, bubur alga basah dengan kepadatan seperti sup kacang dipompa ke dalam bagian depan reaktor kimia. Begitu sistem tersebut bekerja, keluarlah minyak mentah dalam kurang dari sejam, seiring dengan air dan produk samping yang mengandung fosfor yang dapat didaur ulang untuk menumbuhkan lebih banyak alga.

Meski alga telah lama dianggap sebagai sumber potensial untuk bahan bakar terbarukan atau biofuel, dan beberapa perusahaan telah memproduksi bahan bakar berbasis alga dalam skala penelitian, bahan bakar itu diperkirakan akan mahal. Teknologi PNNL memanfaatkan potensi energi alga secara efisien dan menggabungkan sejumlah metode untuk mengurangi biaya memproduksi bahan bakar alga.

"Biaya merupakan hambatan besar bagi bahan bakar berbasis alga," ujar Douglas Elliott, staff laboratorium yang memimpin riset tim PNNL. "Kami yakin proses yang kami ciptakan tersebut akan membantu membuat biofuel alga jauh lebih ekonomis."

Langkah penghematan biaya yang paling penting adalah bahwa proses itu berhasil dengan alga basah. Sebagian besar proses-proses sebelumnya memerlukan alga kering, sebuah proses yang menyita banyak energi dan mahal. Proses baru tersebut bisa berjalan dengan bubur alga yang mengandung 80 sampai 90 persen air.

"Tidak menggunakan alga kering merupakan keberhasilan besar dalam proses ini, karena memotong biaya," ujar Elliott. "Kemudian ada bonus-bonus lain, seperti dapat mengekstraksi gas yang dapat digunakan dari air dan kemudian mendaur ulang sisa air dan nutrisi untuk membantu menumbuhkan lebih banyak alga, yang lebih memotong biaya lagi."

Ada proses-proses lain untuk mengubah alga menjadi minyak, namun menurut PNNL, mekanisme mereka dapat secara terus menerus mengkonversi 1.5 liter bubur alga menjadi biofuel per jam.

Mereka mengatakan proses mereka menghilangkan kebutuhan akan cairan kompleks seperti heksana. Sebaliknya, tim PNNL hanya menggunakan alga, yang dimasukkan dalam air yang sangat panas di bawah tekanan tinggi untuk memecah unsur-unsurnya, mengubah sebagian besar biomassa menjadi bahan bakar cair dan gas.

Sebuah perusahaan biofuel, Genifuel Corp. di Utah, telah mendaftarkan teknologi tersebut dan bekerja dengan seorang mitra industri untuk membangun pabrik uji coba menggunakan teknologi tersebut. Perusahaan ini telah bekerja dengan Elliott sejak 2008.

Hasil-hasil riset ini ada dalam jurnal Algal Research. (voa)

Editor: Afwan Albasit                                                                                            

Sumber : http://www.metrotvnews.com

Studi: Kehancuran Semesta Bisa Tiba-Tiba

Thumbnail
www.planetsforkids.org
Kamis, 19 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com : Semesta ternyata memiliki risiko lebih besar untuk hancur dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya. Para ahli fisika di Denmark menyebutkan tidak ada prediksi yang tepat kapan kehancuran Semesta akan terjadi, pasalnya bisa besok atau miliaran tahun dari sekarang.

Dalam Journal of High Energy Physics, para ahli fisika dari University of Southern Denmark mengatakan perhitungan baru membawa mereka ke spekulasi bahwa akan ada perubahan tiba-tiba dan drastis dalam daya-daya di alam semesta suatu hari nanti yang akan membuat setiap atom menjadi sangat berat. Semuanya, mulai dari butiran tanah sampai planet-planet di setiap galaksi akan tiba-tiba menjadi miliaran kali lebih berat dibandingkan sekarang.

Sebelumnya, teori Ledakan Kuat (Big Bang) mengatakan alam semesta berekspansi dari kondisi yang sangat padat dan panas dan terus berekspansi sekarang. Teori tersebut menyatakan bahwa peningkatan berat yang tiba-tiba akan memaksa semua materi dalam alam semesta terkompresi menjadi 'bola kecil yang sangat berat dan panas' yang akan menyebabkan akhir alam semesta, kondisi yang disebut fase transisi.

"Banyak teori dan perhitungan yang memprediksi fase tersebut, namun ada ketidakpastian dalam perhitungan-perhitungan tersebut," ujar Jens Frederik Colding Krog dari University of Southern Denmark, salah satu peneliti. "Sekarang kami telah membuat kalkulasi-kalkulasi yang lebih presisi, dan kami melihat dua hal. Pertama, alam semesta kemungkinan akan hancur, dan kehancuran itu memiliki kemungkinan lebih besar dibandingkan yang diprediksi perhitungan-perhitungan sebelumnya."

Ia mengatakan fase tersebut dapat dimulai di titik manapun di alam semesta dan kemudian menyebar ke seluruh semesta. "Mungkin kehancuran itu sudah dimulai di suatu titik dan saat ini sedang menyebar. Atau mungkin hal ini akan dimulai jauh dari sini dalam semiliar tahun. Kami tidak tahu."

Syarat terjadinya fase tersebut, menurut para ilmuwan, adalah bahwa alam semesta mengandung semua partikel fundamental yang diketahui, termasuk Higgs boson. Namun, jika alam semesta juga mengandung partikel-partikel yang belum ditemukan, seluruh ide untuk memprediksi perubahan tersebut hilang. "Jika itu terjadi, kehancuran dapat dibatalkan," ujar Krog. (voa)

Editor: Afwan Albasit                                                                                            

Sumber : http://www.metrotvnews.com

Friday, December 13, 2013

Biji Nangka Hambat Penyakit Kanker Kolon

Thumbnail
ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Rabu, 11 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com - Bogor: Biji nangka terbukti bisa menghambat penyakit kanker kolon yang merupakan penyebab kematian kedua di dunia. Demikian hasil riset mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Umi Kartika Safitri.

"Biji nangka berpotensi sebagai prebiotik karena mengandung polisakarida dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan," katanya di Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/12).

Menurutnya, risiko terkena kanker kolon dapat diturunkan dengan cara meningkatkan konsumsi serat makanan, termasuk prebiotik dan probiotik yang biasanya terdapat di susu fermentasi. Sebagai informasi faktor risiko yang berhubungan erat dengan kanker kolon adalah gaya hidup, yaitu pola makan, berat badan, dan aktivitas fisik.

Umi yang mendapat bimbingan Prof Dr Winiati Puji Rahayu menyebutkan biji nangka bersifat prebiotik dan selama ini termasuk bahan pangan yang belum banyak dimanfaatkan masyarakat.

Umumnya, biji nangka dianggap limbah dan tidak dimanfaatkan lebih lanjut. Jika ada yang memanfaatkannya, dan biasanya hanya sekadar direbus atau dibakar.

"Padahal, biji nangka mampu menstimulasi pertumbuhan bakteri "Lactobacillus," tukasnya. (Ant)

Editor: Irvan Sihombing

Sumber : http://www.metrotvnews.com                                                                                           




Gunung Berapi Super di bawah Yellowstone

Thumbnail
inhabitat.com
Kamis, 12 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com - GUNUNG berapi super yang terletak di bawah taman nasional Yellowstone di Amerika Serikat ternyata jauh lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan, lapor para ilmuwan.

Peneltian menunjukkan magma gunung berapi itu 2,5 kali lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tim ilmuwan menemukan bahwa lubang di gunung api lebih dari 90 kilometer dan mengandung 200 sampai 600 kilometer kubik batu.

Temuan itu diajukan di pertemuan geofisika, American Geophysical Union Fall, di San Fransisko.

Profesor Bomb Smith dari Universitas Utah mengatakan, "Kami melakukan penelitian di sana pada waktu yang lama dan kami selalu mengira gunung berapi itu lebih besar ... namun temuan ini sangat mengejutkan."

Bila gunung berapi super Yellowstone meletus, dampaknya akan menjadi bencana besar.

Letusan terakhir -yang terjadi 640.000 tahun lalu- menyemburkan abu ke seluruh Amerika Utara dan menyebabkan perubahan iklim.

Para peneliti mengatakan dengan penelitian yang dilakukan mereka dapat mengetahui lebih banyak apa yang ada di bawah gunung api.

Tim peneliti menggunakan jaringan seismometer yang diletakkan di seputar taman nasional untuk memetakan tempat magma. (BBC)

Editor: Asnawi Khaddaf

Sumber :http://www.metrotvnews.com                                                                                            

Bulan Jupiter Punya Geiser Lebih Tinggi dari Gunung Everest

Thumbnail
Ist
Jumat, 13 Desember 2013 WIB

Edwardchristhoper.blogspot.com - San Antonio: Para peneliti menduga bulan dingin Jupiter, Europa, memiliki geiser yang pancaran airnya 20 kali lebih tinggi Gunung Everest.

Di bawah kerak dingin setebal 15-25 kilometernya, para peneliti menduga, Europa memiliki samudera raksasa bergolak dengan kedalaman 160 kilometer lebih.

"Samudera di bawah permukaan Europa berpotensi menyediakan semua kondisi untuk mendukung kehidupan mikroba," kata Lorenz Roth, ilmuwan planet di the Southwest Research Institute, San Antonio, Texas, yang menjadi penulis utama studi tentang Europa.

Jika pancaran air raksasa itu benar-benar ada, itu bisa menjadi tanda-tanda kehidupan di samudera bawah tanah Europa, bulan Jupiter yang ukurannya sama dengan bulan Bumi.

Para peneliti melihat geiser itu setelah membandingkan gambar-gambar dari masa lalu dan masa kini Europa yang diambil oleh teleskop ruang angkasa Hubble.

Untuk lebih memahami bulan Jovian (yang mengorbit di Jupiter), para ilmuwan menganalisis gambar ultraviolet Europa yang diambil oleh teleskop Hubble pada November dan Desember 2012 dan gambar-gambar lebih tua yang diambil tahun 1999.

Mereka berkosentrasi menemukan hidrogen dan oksigen, elemen pembentuk air. Keberadaan air di Europa membuat para peneliti sejak lama bertanya-tanya apakah Europa dapat mendukung kehidupan.

Penelitian tentang geiser Europa itu dipublikasikan di Jurnal Science edisi 12 Desember 2013 dan dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union di San Francisco.

Editor: Irvan Sihombing

Sumber : http://www.metrotvnews.com                                                                     

Thursday, December 5, 2013

These Magnetic Nanobots Could Carry Drugs Into Your Brain


Saturday, November 23, 2013

Thorny Devil (Moloch horridus)


What does it look like?

Thorny devil (Moloch horridus)
Thorny devil distribution map
With its many rows of curved spikes, the thorny devil looks a force to be reckoned with! The lizard’s scientific name, Moloch horridus, was derived from Milton’s poem Paradise Lost. In the poem the Canaanite god Moloch is described as a “horrid king besmeared with blood of human sacrifice”. But the thorny devil’s fearsome appearance belies its true nature. Less than 20 cm long, this slow-moving creature feeds solely on ants.
Attractively dappled with yellow, orange, brown and white markings, the thorny devil can change its colour according to the amount of sunlight and its surroundings. Combined with its unpalatable spines, the lizard’s camouflage provides an effective defence against predators. But scientists are still unsure about the purpose of the large “horns” above each eye and the strange spiked hump behind the lizard’s head. The hump, which looks a bit like a second head, is probably a defence mechanism lowered to distract pecking predators such as birds. The horns may be used to store body fat or water.

Where does it live?

The thorny devil is found throughout the arid regions of Western Australia, the Northern Territory, south-western Queensland and western South Australia, living in sand, spinifex grasslands and scrub. It is very common throughout the Shark Bay World Heritage Area, especially in the red sands on Peron Peninsula, and at Nanga and on the coastal highway south of Carnarvon. Ideally adapted to its harsh environment, it uses tiny channels between the scales on its belly and legs to collect morning dew and water from damp sand. The water travels up these channels by capillary action to the lizard’s mouth.

How does it breed?

The thorny devil can live for at least twenty years and starts breeding at three years of age. Like other dragon lizards it attracts a mate with elaborate courtship rituals, including leg-waving and head-bobbing! In November and December the female lays a clutch of 3–10 eggs in a chamber burrowed up to 30 cm below the surface. Incubation depends on weather conditions, with warmer temperatures reducing hatching time from 18 weeks to about 13 weeks. Once hatched, the young lizards start eating ants almost immediately. Oblivious to the ants’ bites, they lie on an ant trail or nest and may lick up 1,000 ants in a single meal!

Any threats to its survival?

Like all reptiles thorny devils are ectotherms, deriving their body heat from external sources. They are often seen basking on roads in the early morning or late afternoon – and can be mistaken for twigs. Please keep a lookout for these animals while driving to avoid running them over. Thorny devils are protected under the Wildlife Conservation Act, so admire them but leave them in peace.

For more information about Western Australian wildlife check out the WA Museum Fauna Base website.

pdf icon Click here to download a printable PDF of this fact sheet.


Thorny devil close up
Thorny devil close up2
Thorny devils have a large spiked hump above their head.
The purpose of this structure is uncertain.

Scales cover the entire surface of the thorny devil's body.

Sumber :http://www.sharkbay.org
































Friday, November 22, 2013

Bahaya Tarantula


Trantula warna biru/ Sazima
Tarantula warna biru disebut juga dengan Tarantula Sazima yaitu tarantula berwarna biru yang termasuk langka yang berasal dari Brazil. Brazil sendiri merupakan salah satu wilayah di bumi yang memiliki keanekaragaman hayati dan merupakan sumber utama penemuan spesies baru. Karena di Brazil sendiri terdapat hutan Amazon dan pegunungan Andes.

Namun, tarantula ini hampir punah dan hidupnya terancam oleh karena banyaknya perdagangan hewan gelap untuk peliharaan. Nama Latin dari spesies ini adalah Pterinopelma sazimai.




Bahaya Tarantula
Tarantula memberikan beberapa orang merinding karena mereka besar, badan berbulu dan kaki. Tapi laba-laba ini tidak terlalu berbahaya bagi manusia (kecuali untuk gigitan yang menyakitkan), dan racun ringan mereka lebih lemah dari lebah umumnya. Di antara penggemar arakhnida, laba-laba ini telah menjadi hewan peliharaan populer.


Tarantula berkala gudang kerangka eksternal mereka dalam proses yang disebut menyilih. Dalam proses itu, mereka juga mengganti organ internal, seperti alat kelamin perempuan dan lapisan perut, dan bahkan menumbuhkan kembali kehilangan pelengkap.



Ada ratusan spesies tarantula ditemukan di sebagian besar dunia tropis, subtropis, dan daerah kering. Mereka berbeda dalam warna dan perilaku sesuai dengan lingkungan spesifik mereka. Secara umum, bagaimanapun, tarantula adalah burrowers yang hidup di tanah.



Tarantula lambat dan disengaja penggerak, tapi pemangsa nokturnal dicapai. Serangga adalah mangsa utama mereka, tetapi mereka juga target buruan yang lebih besar, termasuk katak, kodok, dan tikus. Laba-laba Amerika Selatan burung-makan, seperti nama menyarankan, bahkan mampu mangsa pada burung kecil.



tarantula A tidak menggunakan web untuk menjerat mangsanya, meskipun mungkin spin kawat perjalanan ke sinyal peringatan ketika sesuatu pendekatan liang nya. Laba-laba ini ambil dengan pelengkap mereka, menyuntikkan melumpuhkan racun, dan pengiriman korban musibah mereka dengan taring mereka. Mereka juga mengeluarkan enzim pencernaan untuk mencairkan tubuh korban mereka sehingga mereka mampu menyedot mereka melalui bukaan jerami seperti mereka mulut. Setelah makan besar, tarantula mungkin tidak perlu makan selama sebulan.



Tarantula memiliki beberapa musuh alami, tapi tawon pepsis parasit adalah pengecualian hebat. Tawon tersebut akan melumpuhkan sebuah tarantula dengan sengatan dan bertelur pada tubuh laba-laba. Ketika telur menetas, larva tawon ngarai diri pada tarantula masih hidup.



ritual perkimpoian sendiri yang tarantula dimulai ketika pria spins web dan sperma deposito di permukaannya. Dia copulates dengan menggunakan pedipalpus nya (pendek, pelengkap leglike terletak dekat mulut) dan kemudian scuttles pergi jika ia bisa-wanita kadang-kadang makan pasangan mereka.



Wanita segel baik telur dan sperma dalam kokon dan menjaganya untuk enam sampai sembilan minggu, ketika sekitar 500 sampai 1000 tarantula menetas.

Sumber : http://naimnem.blogspot.com